A. PENDAHULUAN
Jazirah Arab adalah sebuah wilayah yang menghampar seluas
lebih dari seribu kilometer persegi. Sangatlah menakjubkan bahwa seluruh
penduduk di wilayah seluas itu menggunakan satu bahasa yang sama: bahasa Arab,
dengan sejumlah dialeknya. Tidak ada bahasa lain di sana.
Begitu luasnya area sebaran para penuturnya menyebabkan
bahasa Arab tumbuh menjadi bahasa yang sangat kaya. Para pakar mencatat bahwa
bahasa ini memiliki lebih dari 25 juta kosa kata. Sebagai gambaran lebih
detail, Muhammad bin Ya’qub, pengarang kamus al-muhiith”, menerangkan
bahwa ada kurang lebih 1000 kosa kata yang menunjuk ke makna pedang dan
ada 5644 kosa kata yang menunjuk ke makna unta dan keadaan-keadaannya.
Inilah antara lain kenapa Allah swt menurunkan al-Qur’an
dengan menggunakan bahasa Arab. Pesan-pesan universal wahyu dapat ditampung
oleh bahasa ini. Tidak ada bahasa lain yang lebih kaya dari bahasa penduduk
jazirah Arab ini.
Di bidang susastra, terutama puisi, prosa, dan perumpamaan,
keahlian mereka sangat sulit ditandingi oleh siapapun, kapanpun, dan di
manapun. Di masa itu, puisi (sya’ir) menjadi sarana proganda dan sarana
penyebaran informasi yang sangat efektif, sama dengan media massa dewasa ini.
Karena pesatnya perkembangan sastra, orang-orang Mekkah pun paham dan merasakan
betul keindahan bahasa Al-Qur’an. Sedemikian indahnya bahasa wahyu ini
sampai-sampai mereka menyebut Nabi saw sebagai penyihir.
Diriwayatkan bahwa 3 tokoh musyrik Mekkah, yaitu Abu Jahal,
Abu Sufyan, dan al-Akhnas bin Syuraiq, pada suatu malam secara
sembunyi-sembunyi pergi mendengarkan al-Qur’an yang dibaca Rasul saw pada malam
hari di rumahnya. Pagi harinya, mereka bertemu dan saling mengecam mengapa
rekannya pergi ke rumah Muhammad untuk mendengarkan al-Qur’an. Mereka khawatir
masyarakat awam terpengaruh. Keesokan malamnya hal serupa terjadi lagi, bahkan
sampai tiga malam berturut-turu.
Dalam makalah ini akan di bahas tentang
B. PEMBAHASAN
1. Keistimewaan Sejarah
Bahasa arab
dari huruf, bunyi, kata, kalimat, istilah, satra, dan seluruh aspek bahasanya,
tidak pernah mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah. Tercatat dalam buku Jami’ul
Bayan fi Tafsiril Qur’an karya Imam At-Thabari dan Ad-Durar Al-Mantsur
karya Imam Ibnu Asakir bahwa nabi Adam sebagai manusia pertama berlisan
arab ketika berada dalam surga sebagaimana dikisahkan oleh Al-Quran surat
Al-Baqarah 35-37 dan bahasa yang tercatat dalam Al-Quran masih sama dengan
bahasa yang kita gunakan pada hari ini. Meskipun di zaman sekarang terdapat
bahasa arab populer (‘ammiyyah) yang berbeda dengan bahasa arab
Al-Quran (Fusha), akan tetapi penggunaan bahasa ‘ammiyyah tersebut
tidak menggeser posisi bahasa arab fusha sebagai bahasa arab yang
sesungguhnya dan tidak merubah identitas bahasa Arab yang tetap terjaga
sebagaimana keterjagaan Al-Qur’an yang dijamin oleh Allah swt (Al-Hijr:9).
Sementara
bahasa lain seperti bahasa inggris mengalami perubahan kosa kata dan istilah
sesuai dengan perubahan zaman. Bahasa inggris pada awalnya merupakan dialek
suku Anglo Frisian yang berasal dari wilayah Jerman Barat yang dibawa oleh
penjajah Jerman ke tanah Inggris. Kemudian penjajahan suku Skandinavia pada
abad 8-9 M dan bangsa Norwegia pada abad 11M mengubah kosa kata dan gramatikal
bahasa Inggris secara radikal. Literatur bahasa Inggris pada abad 5M sangatlah
jauh berbeda dengan literatur bahasa Inggris yang ditulis pada abad 12M karena
mengalami perubahan susunan kata dan istilah. Kemudian berubah lagi pada abad
15M dan 17M sehingga menjadi bahasa Inggris yang kita pakai sekarang.
Salah satu
faktor yang membuat keaslian bahasa Al-Quran ini terjaga adalah system
gramatikalnya yang kompleks, detail, dan komprehensif. Dimana terdapat
rumus-rumus baku, klasifikasi sistematis, dan penjelasan lengkap tentang setiap
penggunaan dan makna huruf, kata dan kalimat bahasa arab. Kemudian hukum bunyi
kata, jabatan dan hubungan antar kata pada sebuah kalimat, aturan pembentukan
kata, ciri-ciri timbangan-timbangan kata (wazan), dan aturan perubahan kata.
Ilmu gramatikal ini biasa disebut nahwu dan sharaf. Setiap
orang di dunia perlu mengetahui ilmu tesebut untuk mampu berbahasa arab dengan
baik dan benar. Hal ini menjadikan penggunaan bahasa arab sama dan tidak
berubah di berbagai tempat dan zaman.
Salah
seorang peneliti di Majlis Bahasa Negara-negara Arab, Professor Abdul
Aziz bin Abdullah menceritakan, “Bahasa arab pada abad pertengahan menjadi
bahasa ilmu filsafat, kedokteran, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Bahkan ia
menjadi bahasa yang paling banyak digunakan oleh kalangan akademisi dunia pada
saat itu. Pada tahun 1207 masehi, didirikan lembaga akademis berbahasa arab di
Eropa Selatan yang banyak memiliki murid beragama nasrani dari negara-negara
Eropa. Kemudian pada abad ke 17 masehi negri-negri Eropa Timur dan Utara
menyemarakkan gerakan pengajaran bahasa arab di negrinya masing-masing. Pada
tahun 1636 masehi, pemerintah Swedia menetapkan kurikulum bahasa arab pada
pendidikan nasionalnya. Pada saat itu Swedia banyak memproduksi buku berbahasa
arab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Disusul Rusia yang sangat giat
dalam mempelajari ilmu dari negara timur dan arab terutama pada zaman yang
mengirim 50 pelajar Rusia ke negri Islam untuk mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan. Sampai pada tahun 1769 M. Ratu Katrina mengisntruksikan kewajiban
belajar bahasa arab pada seluruh universitas Rusia dan tahun 1816 M
didirikan Departemen Bahasa Kitab Suci di Universitas Petrokrad Rusia.”
Sejarah
membuktikan bahwa bahasa arab pernah menjadi “mercusuar” bahasa-bahasa lain
disamping jati diri dan seluruh karakteristiknya tidak pernah terpudarkan zaman
dan terlapukkan usia. Patutlah Allah SWT berkehendak menjadikan bahasa yang tak
lekang oleh zaman ini sebagai bahasa kitab suci yang abadi hingga akhir zaman.
2. Keistimewaan Huruf dan Bunyi
Bahasa arab
memiliki huruf dan bunyi huruf yang paling lengkap. Sumber bunyi huruf bahasa
arab paling luas diantara bahasa lain. Tempat keluar huruf-huruf bahasa arab
terbagi dari bibir hingga dasar tenggorokan. Kita bisa menemukan huruf yang
lebih banyak dari bahasa arab pada bahasa lain akan tetapi sumber huruf
tersebut lebih sedikit dan seakan-akan huruf-hurufnya berkumpul di beberapa
tempat saja. Sebagai contoh dalam bahasa Prancis kita bisa mengamati banyaknya
huruf yang bertumpuk pada tenggorokan dan hidung. Dalam bahasa inggris,
mandarin, latin dan melayu, sumber huruf hanya terletak pada lisan dan hidung.
Komplitnya jenis huruf memungkinkan bahasa arab untuk menjelaskan seluruh
aspek dalam kehidupan secara singkat, padat, jelas, dan indah didengar.
Selain
lengkap dan luas, sumber huruf dalam bahasa arab terbagi secara merata di
seluruh bagian hidung, mulut dan tenggorokan sehingga menyebabkan keseimbangan dan
harmonisasi antara bunyi huruf. Banyak sekali dalam bahasa arab kita menemukan
bunyi kata yang menyerupai musik karena harmonisasi susunan hurufnya. Karena
itu, akan sangat sulit kita menemukan kata bahasa arab dalam kamus
yang mengumpulkan huruf-huruf yang akan menyebabkan bunyi yang buruk jika
berada dalam satu kata. Contohnya ظ dan ز bersamaan, atau
huruf ض dan
ذ
bersamaan, atau ه dengan ح, atau ه dengan خ.
Bunyi dalam
bahasa arab mampu menjelaskan makna dan berperan dalam mendeskripskan sesuatu.
Contohnya adalah bunyi huruf غ menunjukkan arti “tersembunyi”, “tidak
terlihat” dan “tertutup”. Hal ini bisa kita lihat dari makna beberapa kata
: غاب
(hilang), غار
(gua), غاص(menyelam), غال (eksklusif), غام
(mendung), dan huruf ج mengisyaratkan makna “kumpulan” seperti
yang kita perhatikan pada makna جمع (berkumpul), جمد(padat), جهد
(mengumpulkan upaya),
Kita bisa
menemukan karakteristik yang cukup serupa dengan bahasa prancis dimana banyak
kata yang terdiri dari huruf-huruf yang cukup sama akan tetapi tidak
memiliki ikatan makna contohnya adalah lèvre (bibir),
livre (buku), ouvre (membuka), oeuvre (bekas), lvre (mabuk). Disamping sebagian besar bahasa Eropa memiliki
perbedaan antara tulisan dengan pengucapan dimana hal ini tidak terjadi pada
bahasa arab kecuali sedikit.
3. Keistimewaan Bentuk
Kata
Allah swt
menghendaki bahasa arab memiliki karakteristik yang sama dengan alam
ciptaan-Nya yaitu memiliki keanekaragaman benda yang tak terbatas dengan
kesamaan materi yang menyusunnya. Kata-kata dalam bahasa arab tidak hidup
sendiri-sendiri dan terpisah secara makna dan struktur kata sama sekali akan
tetapi saling terkait satu sama lain dan terikat oleh kesamaan akar kata,
makna, jumlah huruf, dan bunyi dari kata-kata yang berbeda tersebut. Meskipun
kata-kata tersebut layaknya rangkaian janur kuning yang menyerupai satu sama
lain akan tetapi masing-masing kata tersebut memiliki jasad dan ruh yang
berbeda –beda. Contohnya adalah : كتب(menulis)- كاتب
(penulis)- مكتوب
(tertulis)- كتابة (penulisan)- كتاب (buku). Terdapat 20
lebih bentuk pecahan kata yang memiliki makna masing-masing sehingga menjadikan
satu kata mampu berkembang menjadi lebih dari 20. Hal ini menjadikan bahasa
arab memiliki jumlah kosa kata yang sangat kaya.
Selain itu,
setiap bentuk pecahan kata bahasa arab memiliki peran dan maksud tersendiri
yang menggambarkan logika komunikasi manusia. Contohnya : الناظر (orang yang memandang), المنظور (yang dipandang), المَنظر
(pemandangan), المِنظر (masa pandangan), نظر (telah memandang), ينظر (sedang
memandang), أنظر(lebih
terpandang), نظرة (teori), أنظر(lihatlah), لا تنظر (jangan lihat), تناظر (saling memandang), نظارة
(kacamata). Sistem ini memudahkan orang yang tidak berlisan arab untuk belajar
bahasa arab karena tanpa perlu menghafal banyak kosa kata kita mampu membuat
banyak kosa kata dari satu kosa kata hanya dengan menguasai jenis-jenis bentuk
dasar kata bahasa arab. Karena itu kita menyaksikan dalam sejarah berbagai
bangsa non arab seperti Mesir, Al-Jazair, Libya, Sudan, Maroko, Irak yang
menjadi berbahasa arab setelah datangnya Islam karena fleksibilitas dan
kelembutan bahasa arab. Karakteristik yang cukup mirip dengan ilmu
matematika ini juga membantu seseorang mengasah logika.
Kekokohan
akar kata dan ikatan antar pecahan suku kata yang kuat dan terjaga memungkinkan
bahasa arab untuk menyesuaikan diri pada berbagai zaman. Sistem pohon pecahan
kata ini memungkinkan bahasa arab mengidentifikasi masuknya bahasa selain arab
yang memiliki bentuk yang mirip dengan bahasa arab sehingga menjaga keaslian
bahasa arab di berbagai kondisi tempat dan zaman.
Keistimewaan
bentuk kata bahasa arab yang lain adalah unsur seni yang terkandung dalam
setiap bentuk pecahan kata. Jika kita cermati, perubahan bentuk kata dan cara
pelafalan bahasa arab memiliki ritme, nada, bunyi vocal yang memiliki cita rasa
seni layaknya lagu. Dan bunyi lagu tersebut mendeskripsikan makna yang berbeda-beda.
Contohnya adalah, seluruh kata benda yang akar katanya 3 huruf dan berposisi
sebagai objek biasanya menggunakan bunyi vokal (syakl) “a” (fathah)
di huruf pertama dan disambung dengan huruf kedua yang tidak ber-syakl.
Kemudian menggunakan bunyi vokal “u” (dhammah) pada huruf ketiga yang
bernada panjang karena menyatu dengan huruf keempat dan kelima. Sehingga
ungkapan “orang yang dicintai” dalam bahasa arab adalah “mahbuub” (محبوب). Jika susunan nada dan bunyi pada kata
tersebut diubah maka akan berubah pula maknanya. Mungkin saja hal inilah yang
membuat Rasulullah saw menyukai orang yang melagukan bacaan Al-Quran karena
sesuai dengan karakteristik bahasa arab yang mengandung unsur seni lagu.” زينوا القرآن
بأصواتكم ” Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian” (H.R Ahmad).
Keindahan
seni bunyi kata bahasa arab dan kekhasan maknanya ini mencapai puncak
keindahannya dalam narasi-narasi suci Al-Quran. Kita sering membaca surat
Al-‘Adiyaat
(وَالْعَادِيَاتِ
ضَبْحًا (1) فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا (2) فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا (3) فَأَثَرْنَ
بِهِ نَقْعًا (4
“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda
yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),.Dan kuda yang menyerang
dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka ia menerbangkan debu,”
Pada penggalan
surat Al-‘Adiyaat diatas, setiap ayat diakhiri dengan bunyi vokal (syakl)
fathah dan kesamaan bentuk kata yang mengakhiri setiap ayat. Kemudian
bentuk-bentuk kata tersebut memiliki makna yang tidak terkandung dalam bentuk
yang lain. Imam Syaukani dalam Fathul Qadir menjelaskan bahwa ضَبْحًا
berasal dari bentuk فعلا yang berfungsi untuk menguatkan makna kata
kerja yang bermakna sama dengannya. Imam Ibnu Katsir dalam karya fenomenalnya Tasfir
Qur’anil Adzim menjelaskan pemahaman yang lebih dalam lagi ayat diatas,
“Allah menekankan sebuah deskripsi kuda-kuda perang yang begitu terengah-engah
karena terus dipacu oleh para mujahid yang tiada kenal lelah berjuang membela
Islam hingga titik darah penghabisan. Sehingga terpancar api pada deru langkah
kaki kuda tersebut karena berlari sangat kencang ditengah perang yang dahsyat.”
Metode deskripsi diatas selain menghujamkan makna yang kokoh dan jelas, juga
memberikan warna keindahan ketika dibaca dan menentramkan hati ketika didengar
karena cita rasa seni yang sempurna dari Yang Maha Indah.
4. Keistimewaan Kosa Kata
Bahasa arab
memiliki perbendaharaan kosa kata yang kaya. Professor Abdurrahman
Al-Kiyali dalam papernya yang berjudul “Faktor Perkembangan Bahasa Arab dan
Penyebarannya” menguraikan , “Bahasa arab menjadi lebih unggul dari bahasa
kitab-kitab suci yang lain karena kekayaan kosa katanya sebagaimana yang
disebutkan oleh Imam As-Suyuthi dalam “Al-Mazhar”, jumlah kosa kata
bahasa arab mencapai 78.031.312. Az-zabidy menyebutkan dalam “Tajul
‘Arus”, bahasa arab memiliki kosa kata sebanyak 6.746.000. Bangsa
arab terkenal dengan sifatnya yaitu jika mereka menyukai atau membenci sesuatu,
maka mereka memperbanyak nama hal tersebut. Karena itu Allah menghendaki Asmaa’ul
Husna berjumlah cukup banyak yaitu 99 nama. “Singa” memiliki 500 nama,
“ular” memiliki 200 nama, “madu”memiliki 80 nama, “pedang” memiliki 1000 nama,
“hujan”, “angin”, “kegelapan”, “unta”, “batu”, “air”, “sumur”, memiliki lebih
dari 300 nama”.
Demikianlah
beberapa keistimewaan bahasa arab yang menjadikan ia dipilih sebagai bahasa
kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.
Ø
Bentuk-Bentuk (Shiyagh)
Kosakata Bahasa Arab
Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa
Arab terbagi dua, pertama : kosakata yang dapat mengalami perubahan (musytaq)
yakni kata yang diambil dari kata yang lain antara keduanya terdapat hubungan
makna meskipun lafalnya berubah seperti kata مرسم , مكتوب , حاكم yang berasal dari رسم, كتب , حكم dan sebagainya. Kedua : kosakata yang
tidak berubah (jâmid) yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai
bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata شمش , جاموس , شجر dan sejenisnya. Kata-kata yang
mengalami perubahan bentuk (musytaq) tidak hanya berubah bentuk saja
tetapi berubah makna dan pengertian, misalnya kata فاتح dan مفتوح, kata pertama berarti pembuka atau
penakluk sedangkan kata kedua berarti terbuka atau tertaklukkan. Cara membentuk
kedua kata (isim fâ’il dan isim maf’ûl) tersebut yang mana tergolong
dalam kata kerja tsulâtsi mujarrad adalah dengan mengikuti wazan فاعل – مفعول .
Kata yang berasal dari kata kerja lebih
dari tiga huruf (tsulâtsi mazîd) bentuk isim fâ’il dan isim maf’ûlnya
hanya dibedakan dengan huruf harakat kasrah ( -ِ )
pada huruf sebelum akhir untuk bentuk isim fâ’il dan harakat fathah
(-َ ) untuk isim maf’ûl, seperti kata مطالب jika dibaca muthâlib berarti
bentuk isim fâ’il yang artinya penuntut. Tetapi bila dibaca muthâlab,
berarti pembaca menginginkan bentuk maf ‘ûl yang artinya yang
dituntut. Metode atau cara pembentukannya melalui bentuk mudlâri’
dengan merubah huruf yang paling depan (harf al-mudlâra’ah) menjadi
huruf mim (م). Untuk menentukan apakah bacaan yang
tepat dalam suatu teks itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya
yang menjadi pertimbangan. Contoh :
1.
نحن مطالَبون أن ندرس بجد
2.
نحن مطالِبون أن يدرسنا الأسـتاذ بجد
Dari konteks kedua kalimat tersebut dapat
ditentukan bahwa kata yang digarisbawahi pada kalimat pertama adalah bentuk isim
maf ‘ûl yang artinya dituntut, jadi harus dibaca muthâlabûn
karena arti kalimat adalah kita dituntut untuk belajar dengan
sungguh-sungguh. Adapun kata yang bergaris bawah pada kalimat kedua adalah
bentuk isim fâ’il artinya menuntut, olehnya itu dibaca muthâlibûn
karena arti kalimat yang tepat adalah kita menuntut agar dosen mengajar
kita dengan sungguh-sungguh.
Ø Karakter Umum Bahasa Arab, yaitu:
2. Kata dalam bahasa Arab secara garis besar dikelompokkan ke
dalam tiga golongan, yaitu: fi’il (verba), isim (nomina),
dan hurf jar (preposisi).
3. Dalam bahasa Arab dikenal adanya perbedaan gender: mudzakar
(maskulin) dan mu'annats (feminin); serta pembedaan jumlah mufrod
(tunggal), mutsanna (dual), dan jama' (jamak).
4. Dalam kelompok kata bahasa Arab, fi’il (verba)
dan isim (nomina), terdapat awzan (pola-pola) dan isytiqaq
(turunan akar).
5. Bahasa Arab memiliki sistem i’rab, yaitu perubahan
bunyi atau bentuk akhir suatu kata tergantung kepada fungsinya dalam kalimat.
6. Tidak seperti
kebanyakan bahasa lain di dunia, bahasa Arab memiliki qawa’id (kaidah/undang
undang) yang teratur tanpa banyak pengecualian.
Ø Macam-Macam Mufradat dari Segi Jumlah ( Bilangan) Huruf
1. مفردات تتكون من حرف واحد مثل : ب ( الباء
الحارة) ، واو القسم ، تاء القسم ، الواو المعية - ق
2. مفردات تتكون من حرفين ، مثل : من – فى - قد
– لم – لا- لن -مذ – بل – صه – من – ما – خذ – أب – أخ – حم – فم – ذو – ذا
– تا – ته .
3. مفردات تتكون من ثلاثة أحرف ، مثل : إلى –
على – ربّ – كيف – متى – أين – اسم – قلب- قفل – كلب – نصر – كتب – درس .
4. مفردات تتكون من أربعة أحرف ، مثل : لكنّ –
كأنّ - لعلّ – عليك - مدخل – مرجع – مكتب – كتاب – جلسة – دورة – ندوة - زلزل –
دحرج – أكرم - درّس – شارك .
5. مفردات تتكون من خمسة أحرف ، مثل : حيثما –
كلّما – ربّما – مجتمع – ملتقى – مفترق – مختبر - إصلاح – إفساد – إرهاب – رجعيّ –
تطرّف – تعارف – تداخل – تطرّق – تبرّد – تبرّج .
6. مفردات تتكون من ستة أحرف ، مثل :هيهات –
أسطورة – زنجبيل – استماع – اصطلاح – اسطنبل – مستقبل – استحسن – استشار – استفسر
– استخبر .
7. مفردات تتكون من سبعة أحرف ، مثل : استغفار
– استعلام -استمتاع – اسطرلاب – بنفسجيّ - برمائيّ
8. مفردات تتكون من ثمانية أحرف ، مثل :
نفسحركي – برتقاليّ -
Ø KOSA KATA BAHASA ARAB
Kosa kata dan sinonim dalam bahasa arab mengalami perkembangan yang
luas. Hal ini karena adnya beberapa factor:
1.
Masuknya
sejumlah kosa kata bahasa lain ke dalam bahasa Arab.
2.
Penyusunan-penyusunan
kamus arab mengambil kosa kata dari dielak kuraisy dan dari dialek suku-suku
lain.
3.
Adanya
penulisan berbagai kosa kata yang jarang digunakan dalam kamus arab.
4.
Kebanyakan
kata yang disebut dalam kamus-kamus yang dikatakan mempunyai arti yang hampir
sama (bersinonim) pada hakikatnya hanya digunakan dalam pengertian metaforis.
5.
Banyak
nama benda yang menggunakan kata-kata sifat.
Bahasa arab banyak menyerab unsur-unsur dari dari bahas-bahasa lain
yang biasa disebut dengan istilah ad-dakhil. Penyerapanini terjadi
karena adanya pergaulan dan hubungan antara orang-orang arab dan bangsa-bangsa non-arab
dalam berbagai kegiatan. Di antaranya adalah dengan orang-orang Armenia,
Ethiopia, Persia, Suryani, Yunani, Turki, Kibti, dan Barbar.
C.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa Secara umum
bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua, pertama : Kosakata yang dapat
mengalami perubahan (musytaq) yakni kata yang diambil
dari kata yang lain antara keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya
berubah seperti kata مرسم , مكتوب , حاكم yang berasal
dari رسم, كتب , حكم dan sebagainya. Kedua : kosakata yang tidak berubah (jâmid)
yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari
kata lain, misalnya kata شمش , جاموس , شجر dan sejenisnya.
Dan Karakter Umum Bahasa Arab, yaitu:
1.
Bahasa Arab sangat kaya dengan mufradat (kosakata) dan mutaradifat
(sinonim).
2. Kata dalam bahasa Arab secara garis besar
dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu: fi’il (verba), isim (nomina),
dan hurf jar (preposisi).
3. Dalam bahasa Arab dikenal adanya perbedaan gender: mudzakar
(maskulin) dan mu'annats (feminin); serta pembedaan jumlah mufrod
(tunggal), mutsanna (dual), dan jama' (jamak).
4. Dalam kelompok kata bahasa Arab, fi’il (verba)
dan isim (nomina), terdapat awzan (pola-pola) dan isytiqaq
(turunan akar).
5. Bahasa Arab memiliki sistem i’rab, yaitu
perubahan bunyi atau bentuk akhir suatu kata tergantung kepada fungsinya dalam
kalimat.
6. Tidak
seperti kebanyakan bahasa lain di dunia, bahasa Arab memiliki qawa’id (kaidah/undang
undang) yang teratur tanpa banyak pengecualian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar