Kamis, 14 Juli 2016

KARAKTERISTIK KOSAKATA BAHASA ARAB


A.    PENDAHULUAN
Jazirah Arab adalah sebuah wilayah yang menghampar seluas lebih dari seribu kilometer persegi. Sangatlah menakjubkan bahwa seluruh penduduk di wilayah seluas itu menggunakan satu bahasa yang sama: bahasa Arab, dengan sejumlah dialeknya. Tidak ada bahasa lain di sana.
Begitu luasnya area sebaran para penuturnya menyebabkan bahasa Arab tumbuh menjadi bahasa yang sangat kaya. Para pakar mencatat bahwa bahasa ini memiliki lebih dari 25 juta kosa kata. Sebagai gambaran lebih detail, Muhammad bin Ya’qub, pengarang kamus al-muhiith”, menerangkan bahwa ada kurang lebih 1000 kosa kata yang menunjuk ke makna pedang dan ada 5644 kosa kata yang menunjuk ke makna unta dan keadaan-keadaannya.
Inilah antara lain kenapa Allah swt menurunkan al-Qur’an dengan menggunakan bahasa Arab. Pesan-pesan universal wahyu dapat ditampung oleh bahasa ini. Tidak ada bahasa lain yang lebih kaya dari bahasa penduduk jazirah Arab ini.
Di bidang susastra, terutama puisi, prosa, dan perumpamaan, keahlian mereka sangat sulit ditandingi oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun. Di masa itu, puisi (sya’ir) menjadi sarana proganda dan sarana penyebaran informasi yang sangat efektif, sama dengan media massa dewasa ini. Karena pesatnya perkembangan sastra, orang-orang Mekkah pun paham dan merasakan betul keindahan bahasa Al-Qur’an. Sedemikian indahnya bahasa wahyu ini sampai-sampai mereka menyebut Nabi saw sebagai penyihir.
Diriwayatkan bahwa 3 tokoh musyrik Mekkah, yaitu Abu Jahal, Abu Sufyan, dan al-Akhnas bin Syuraiq, pada suatu malam secara sembunyi-sembunyi pergi mendengarkan al-Qur’an yang dibaca Rasul saw pada malam hari di rumahnya. Pagi harinya, mereka bertemu dan saling mengecam mengapa rekannya pergi ke rumah Muhammad untuk mendengarkan al-Qur’an. Mereka khawatir masyarakat awam terpengaruh. Keesokan malamnya hal serupa terjadi lagi, bahkan sampai tiga malam berturut-turu.
Dalam makalah ini akan di bahas tentang
B.  PEMBAHASAN
1.    Keistimewaan Sejarah
Bahasa arab dari huruf, bunyi, kata, kalimat, istilah, satra, dan seluruh aspek bahasanya, tidak pernah mengalami perubahan dalam perjalanan sejarah. Tercatat dalam buku Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an karya Imam At-Thabari dan Ad-Durar Al-Mantsur karya Imam Ibnu Asakir bahwa nabi Adam sebagai manusia pertama berlisan arab ketika berada dalam surga sebagaimana dikisahkan oleh Al-Quran  surat Al-Baqarah 35-37 dan bahasa yang tercatat dalam Al-Quran masih sama dengan bahasa yang kita gunakan pada hari ini. Meskipun di zaman sekarang terdapat bahasa arab populer (‘ammiyyah) yang berbeda dengan bahasa arab Al-Quran (Fusha), akan tetapi penggunaan bahasa ‘ammiyyah tersebut tidak menggeser posisi bahasa arab fusha sebagai bahasa arab yang sesungguhnya dan tidak  merubah identitas bahasa Arab yang tetap terjaga sebagaimana keterjagaan Al-Qur’an yang dijamin oleh Allah swt (Al-Hijr:9).
Sementara bahasa lain seperti bahasa inggris mengalami perubahan kosa kata dan istilah sesuai dengan perubahan zaman. Bahasa inggris pada awalnya merupakan dialek suku Anglo Frisian yang berasal dari wilayah Jerman Barat yang dibawa oleh penjajah Jerman ke tanah Inggris. Kemudian penjajahan suku Skandinavia pada abad 8-9 M dan bangsa Norwegia pada abad 11M mengubah kosa kata dan gramatikal bahasa Inggris secara radikal. Literatur bahasa Inggris pada abad 5M sangatlah jauh berbeda dengan literatur bahasa Inggris yang ditulis pada abad 12M karena mengalami perubahan susunan kata dan istilah. Kemudian berubah lagi pada abad 15M dan 17M sehingga menjadi bahasa Inggris yang kita pakai sekarang.
Salah satu faktor yang membuat keaslian bahasa Al-Quran ini terjaga adalah system gramatikalnya yang kompleks, detail, dan  komprehensif. Dimana terdapat rumus-rumus baku, klasifikasi sistematis, dan penjelasan lengkap tentang setiap penggunaan dan makna huruf, kata dan kalimat bahasa arab. Kemudian hukum bunyi kata, jabatan dan hubungan antar kata pada sebuah kalimat, aturan pembentukan kata, ciri-ciri timbangan-timbangan kata (wazan), dan aturan perubahan kata. Ilmu gramatikal ini biasa disebut nahwu dan sharaf. Setiap orang di dunia perlu mengetahui ilmu tesebut untuk mampu berbahasa arab dengan baik dan benar. Hal ini menjadikan penggunaan bahasa arab sama dan tidak berubah di berbagai tempat dan zaman.
Salah seorang peneliti di  Majlis Bahasa Negara-negara Arab, Professor Abdul Aziz bin Abdullah menceritakan, “Bahasa arab pada abad pertengahan menjadi bahasa ilmu filsafat, kedokteran, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Bahkan ia menjadi bahasa yang paling banyak digunakan oleh kalangan akademisi dunia pada saat itu. Pada tahun 1207 masehi, didirikan lembaga akademis berbahasa arab di Eropa Selatan yang banyak memiliki murid beragama nasrani dari negara-negara Eropa. Kemudian pada abad ke 17 masehi negri-negri Eropa Timur dan Utara menyemarakkan gerakan pengajaran bahasa arab di negrinya masing-masing. Pada tahun 1636 masehi, pemerintah Swedia menetapkan kurikulum bahasa arab pada pendidikan nasionalnya. Pada saat itu Swedia banyak memproduksi buku berbahasa arab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Disusul Rusia yang sangat giat dalam mempelajari ilmu dari negara timur dan arab terutama pada zaman yang mengirim 50 pelajar Rusia ke negri Islam untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Sampai pada tahun 1769 M. Ratu Katrina mengisntruksikan kewajiban belajar bahasa arab pada seluruh universitas Rusia dan tahun 1816 M didirikan Departemen Bahasa Kitab Suci di Universitas Petrokrad Rusia.”
Sejarah membuktikan bahwa bahasa arab pernah menjadi “mercusuar” bahasa-bahasa lain disamping jati diri dan seluruh karakteristiknya tidak pernah terpudarkan zaman dan terlapukkan usia. Patutlah Allah SWT berkehendak menjadikan bahasa yang tak lekang oleh zaman ini sebagai bahasa kitab suci yang abadi hingga akhir zaman.
2.    Keistimewaan Huruf dan Bunyi
Bahasa arab memiliki huruf dan bunyi huruf yang paling lengkap. Sumber bunyi huruf bahasa arab paling luas diantara bahasa lain. Tempat keluar huruf-huruf bahasa arab terbagi dari bibir hingga dasar tenggorokan. Kita bisa menemukan huruf yang lebih banyak dari bahasa arab pada bahasa lain akan tetapi sumber huruf tersebut lebih sedikit dan seakan-akan huruf-hurufnya berkumpul di beberapa tempat saja. Sebagai contoh dalam bahasa Prancis kita bisa mengamati banyaknya huruf yang bertumpuk pada tenggorokan dan hidung. Dalam bahasa inggris, mandarin, latin dan melayu, sumber huruf hanya terletak pada lisan dan hidung. Komplitnya jenis huruf  memungkinkan bahasa arab untuk menjelaskan seluruh aspek dalam kehidupan secara singkat, padat, jelas, dan indah didengar.
Selain lengkap dan luas, sumber huruf dalam bahasa arab terbagi secara merata di seluruh bagian hidung, mulut dan tenggorokan sehingga menyebabkan keseimbangan dan harmonisasi antara bunyi huruf. Banyak sekali dalam bahasa arab kita menemukan bunyi kata yang menyerupai musik karena harmonisasi susunan hurufnya. Karena itu, akan sangat sulit kita menemukan   kata bahasa arab dalam kamus yang mengumpulkan huruf-huruf yang akan menyebabkan bunyi yang buruk jika berada dalam satu kata. Contohnya  ظ dan ز bersamaan, atau huruf  ض    dan ذ bersamaan, atau ه dengan  ح, atau ه dengan خ.
Bunyi dalam bahasa arab mampu menjelaskan makna dan berperan dalam mendeskripskan sesuatu. Contohnya adalah bunyi huruf غ menunjukkan arti “tersembunyi”, “tidak terlihat” dan “tertutup”. Hal ini bisa kita lihat dari makna beberapa kata :  غاب (hilang), غار (gua), غاص(menyelam), غال (eksklusif), غام (mendung), dan huruf ج mengisyaratkan makna “kumpulan” seperti yang kita perhatikan pada makna  جمع (berkumpul),  جمد(padat), جهد (mengumpulkan upaya),
Kita bisa menemukan karakteristik yang cukup serupa dengan bahasa prancis dimana banyak kata yang terdiri dari huruf-huruf  yang cukup sama akan tetapi tidak memiliki ikatan makna contohnya adalah  lèvre (bibir), livre (buku), ouvre (membuka), oeuvre (bekas), lvre (mabuk). Disamping sebagian besar bahasa Eropa memiliki perbedaan antara tulisan dengan pengucapan dimana hal ini tidak terjadi pada bahasa arab kecuali sedikit.
3.    Keistimewaan Bentuk  Kata
Allah swt menghendaki bahasa arab memiliki karakteristik yang sama dengan alam ciptaan-Nya yaitu memiliki keanekaragaman benda yang tak terbatas dengan kesamaan materi yang menyusunnya. Kata-kata dalam bahasa arab tidak hidup sendiri-sendiri dan terpisah secara makna dan struktur kata sama sekali akan tetapi saling terkait satu sama lain dan terikat oleh kesamaan akar kata, makna, jumlah huruf, dan bunyi dari kata-kata yang berbeda tersebut. Meskipun kata-kata tersebut layaknya rangkaian janur kuning yang menyerupai satu sama lain akan tetapi masing-masing kata tersebut memiliki jasad dan ruh yang berbeda –beda. Contohnya adalah :   كتب(menulis)- كاتب (penulis)- مكتوب (tertulis)- كتابة (penulisan)- كتاب (buku). Terdapat 20 lebih bentuk pecahan kata yang memiliki makna masing-masing sehingga menjadikan satu kata mampu berkembang menjadi lebih dari 20. Hal ini menjadikan bahasa arab memiliki jumlah kosa kata yang sangat kaya.
Selain itu, setiap bentuk pecahan kata bahasa arab memiliki peran dan maksud tersendiri yang menggambarkan logika komunikasi manusia. Contohnya : الناظر (orang yang memandang), المنظور (yang dipandang), المَنظر (pemandangan), المِنظر (masa pandangan), نظر (telah memandang), ينظر (sedang memandang),  أنظر(lebih terpandang), نظرة (teori),   أنظر(lihatlah), لا تنظر  (jangan lihat), تناظر (saling memandang), نظارة (kacamata). Sistem ini memudahkan orang yang tidak berlisan arab untuk belajar bahasa arab karena tanpa perlu menghafal banyak kosa kata kita mampu membuat banyak kosa kata dari satu kosa kata hanya dengan menguasai jenis-jenis bentuk dasar kata bahasa arab. Karena itu kita menyaksikan dalam sejarah berbagai bangsa non arab seperti Mesir, Al-Jazair, Libya, Sudan, Maroko, Irak yang menjadi berbahasa arab setelah datangnya Islam karena fleksibilitas dan kelembutan bahasa arab.  Karakteristik yang cukup mirip dengan ilmu matematika ini juga membantu seseorang mengasah logika.
Kekokohan akar kata dan ikatan antar pecahan suku kata yang kuat dan terjaga memungkinkan bahasa arab untuk menyesuaikan diri pada berbagai zaman. Sistem pohon pecahan kata ini memungkinkan bahasa arab mengidentifikasi masuknya bahasa selain arab yang memiliki bentuk yang mirip dengan bahasa arab sehingga menjaga keaslian bahasa arab di berbagai kondisi  tempat dan zaman.
Keistimewaan  bentuk kata bahasa arab yang lain adalah unsur seni yang terkandung dalam setiap bentuk pecahan kata. Jika kita cermati, perubahan bentuk kata dan cara pelafalan bahasa arab memiliki ritme, nada, bunyi vocal yang memiliki cita rasa seni layaknya lagu. Dan bunyi lagu tersebut mendeskripsikan makna yang berbeda-beda. Contohnya adalah, seluruh kata benda yang akar katanya 3 huruf dan berposisi sebagai objek biasanya menggunakan bunyi vokal (syakl) “a” (fathah) di huruf pertama dan disambung dengan huruf kedua yang tidak ber-syakl. Kemudian menggunakan bunyi vokal “u” (dhammah) pada huruf ketiga yang bernada panjang karena menyatu dengan huruf keempat dan kelima. Sehingga ungkapan “orang yang dicintai” dalam bahasa arab adalah “mahbuub” (محبوب). Jika susunan nada dan bunyi pada kata tersebut diubah maka akan berubah pula maknanya. Mungkin saja hal inilah yang membuat Rasulullah saw menyukai orang yang melagukan bacaan Al-Quran karena sesuai dengan karakteristik bahasa arab yang mengandung unsur seni lagu.” زينوا القرآن بأصواتكم ” Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian” (H.R Ahmad).
Keindahan seni bunyi kata bahasa arab dan kekhasan maknanya ini mencapai puncak keindahannya dalam narasi-narasi suci  Al-Quran. Kita sering membaca surat Al-‘Adiyaat
(وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا (1) فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا (2) فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا (3) فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا (4
“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah. Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),.Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi. Maka ia menerbangkan debu,”
Pada penggalan surat Al-‘Adiyaat diatas, setiap ayat diakhiri dengan bunyi vokal (syakl) fathah dan kesamaan bentuk kata yang mengakhiri setiap ayat. Kemudian bentuk-bentuk kata tersebut memiliki makna yang tidak terkandung dalam bentuk yang lain. Imam Syaukani dalam Fathul Qadir menjelaskan bahwa ضَبْحًا  berasal dari bentuk فعلا yang berfungsi untuk menguatkan makna kata kerja yang bermakna sama dengannya. Imam Ibnu Katsir dalam karya fenomenalnya Tasfir Qur’anil Adzim menjelaskan pemahaman yang lebih dalam lagi ayat diatas, “Allah menekankan sebuah deskripsi kuda-kuda perang yang begitu terengah-engah karena terus dipacu oleh para mujahid yang tiada kenal lelah berjuang membela Islam hingga titik darah penghabisan. Sehingga terpancar api pada deru langkah kaki kuda tersebut karena berlari sangat kencang ditengah perang yang dahsyat.” Metode deskripsi diatas selain menghujamkan makna yang kokoh dan jelas, juga memberikan warna keindahan ketika dibaca dan menentramkan hati ketika didengar karena cita rasa seni yang sempurna dari Yang Maha Indah.
4.    Keistimewaan Kosa Kata
Bahasa arab memiliki perbendaharaan kosa kata yang kaya.  Professor Abdurrahman Al-Kiyali dalam papernya yang berjudul “Faktor Perkembangan Bahasa Arab dan Penyebarannya” menguraikan , “Bahasa arab menjadi lebih unggul dari bahasa kitab-kitab suci yang lain karena kekayaan kosa katanya sebagaimana yang disebutkan oleh Imam As-Suyuthi dalam “Al-Mazhar”, jumlah kosa kata bahasa arab mencapai 78.031.312. Az-zabidy menyebutkan dalam  “Tajul ‘Arus”,  bahasa arab memiliki kosa kata sebanyak 6.746.000. Bangsa arab terkenal dengan sifatnya yaitu jika mereka menyukai atau membenci sesuatu, maka mereka memperbanyak nama hal tersebut. Karena itu Allah menghendaki Asmaa’ul Husna berjumlah cukup banyak yaitu 99 nama. “Singa” memiliki 500 nama, “ular” memiliki 200 nama, “madu”memiliki 80 nama, “pedang” memiliki 1000 nama, “hujan”, “angin”, “kegelapan”, “unta”, “batu”, “air”, “sumur”, memiliki lebih dari 300 nama”.
Demikianlah beberapa keistimewaan bahasa arab yang menjadikan ia dipilih sebagai bahasa kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.
Ø Bentuk-Bentuk (Shiyagh) Kosakata Bahasa Arab
Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua, pertama : kosakata yang dapat mengalami perubahan (musytaq) yakni kata yang diambil dari kata yang lain antara keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya berubah seperti kata مرسم , مكتوب , حاكم  yang berasal dari رسم, كتب , حكم  dan sebagainya. Kedua : kosakata yang tidak berubah (jâmid) yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata شمش , جاموس , شجر  dan sejenisnya. Kata-kata yang mengalami perubahan bentuk (musytaq) tidak hanya berubah bentuk saja tetapi berubah makna dan pengertian, misalnya kata فاتح dan مفتوح, kata pertama berarti pembuka atau penakluk sedangkan kata kedua berarti terbuka atau tertaklukkan. Cara membentuk kedua kata (isim fâ’il dan isim maf’ûl) tersebut yang mana tergolong dalam kata kerja tsulâtsi mujarrad adalah dengan mengikuti wazan فاعلمفعول .
Kata yang berasal dari kata kerja lebih dari tiga huruf (tsulâtsi mazîd) bentuk isim fâ’il dan isim maf’ûlnya hanya dibedakan dengan huruf harakat kasrah ( -ِ ) pada huruf sebelum akhir untuk bentuk isim fâ’il dan harakat fathah (-َ ) untuk isim maf’ûl, seperti kata مطالب  jika dibaca muthâlib berarti bentuk isim fâ’il yang artinya penuntut. Tetapi bila dibaca muthâlab, berarti pembaca menginginkan bentuk maf ‘ûl yang artinya yang dituntut. Metode atau cara pembentukannya melalui bentuk mudlâri’ dengan merubah huruf yang paling depan (harf al-mudlâra’ah) menjadi huruf mim (م). Untuk menentukan apakah bacaan yang tepat dalam suatu teks itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya yang menjadi pertimbangan. Contoh :
1.     نحن مطالَبون أن ندرس بجد
2.     نحن مطالِبون أن يدرسنا الأسـتاذ بجد
Dari konteks kedua kalimat tersebut dapat ditentukan bahwa kata yang digarisbawahi pada kalimat pertama adalah bentuk isim maf ‘ûl yang artinya dituntut, jadi harus dibaca muthâlabûn karena arti kalimat adalah kita dituntut untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Adapun kata yang bergaris bawah pada kalimat kedua adalah bentuk isim fâ’il artinya menuntut, olehnya itu dibaca muthâlibûn karena arti kalimat yang tepat adalah kita menuntut agar dosen mengajar kita dengan sungguh-sungguh.

Ø  Karakter Umum Bahasa Arab,  yaitu:

1. Bahasa Arab sangat kaya dengan mufradat (kosakata) dan mutaradifat (sinonim). 
2. Kata dalam bahasa Arab secara garis besar dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu: fi’il  (verba), isim (nomina), dan hurf jar (preposisi).
3. Dalam bahasa Arab dikenal adanya perbedaan gendermudzakar (maskulin) dan mu'annats (feminin); serta pembedaan jumlah mufrod (tunggal), mutsanna (dual), dan jama' (jamak).
4. Dalam kelompok kata bahasa Arab,  fi’il (verba) dan isim (nomina), terdapat awzan (pola-pola) dan isytiqaq (turunan akar).
5. Bahasa Arab memiliki sistem i’rab, yaitu perubahan bunyi atau bentuk akhir suatu kata tergantung kepada fungsinya dalam kalimat.
6.  Tidak seperti kebanyakan bahasa lain di dunia, bahasa Arab memiliki qawa’id  (kaidah/undang undang) yang teratur tanpa banyak pengecualian. 

Ø  Macam-Macam Mufradat dari Segi Jumlah ( Bilangan) Huruf


1. مفردات تتكون من حرف واحد مثل : ب ( الباء الحارة) ، واو القسم ، تاء القسم ، الواو المعية - ق
2. مفردات تتكون من حرفين ، مثل : من – فى - قد – لم – لا- لن -مذ – بل – صه – من – ما – خذ – أب – أخ – حم – فم –  ذو – ذا – تا – ته .
3. مفردات تتكون من ثلاثة أحرف ، مثل : إلى – على – ربّ – كيف – متى – أين – اسم – قلب- قفل – كلب – نصر – كتب – درس .
4. مفردات تتكون من أربعة أحرف ، مثل : لكنّ – كأنّ - لعلّ – عليك - مدخل – مرجع – مكتب – كتاب – جلسة – دورة – ندوة - زلزل – دحرج – أكرم - درّس – شارك .
5. مفردات تتكون من خمسة أحرف ، مثل : حيثما – كلّما – ربّما – مجتمع – ملتقى – مفترق – مختبر - إصلاح – إفساد – إرهاب – رجعيّ – تطرّف – تعارف – تداخل – تطرّق – تبرّد – تبرّج .
6. مفردات تتكون من ستة أحرف ، مثل :هيهات – أسطورة – زنجبيل – استماع – اصطلاح – اسطنبل – مستقبل – استحسن – استشار – استفسر – استخبر .
7. مفردات تتكون من سبعة أحرف ، مثل : استغفار – استعلام -استمتاع – اسطرلاب – بنفسجيّ - برمائيّ
8. مفردات تتكون من ثمانية أحرف ، مثل : نفسحركي – برتقاليّ -
Ø  KOSA KATA BAHASA ARAB
Kosa kata dan sinonim dalam bahasa arab mengalami perkembangan yang luas. Hal ini karena adnya beberapa factor:
1.      Masuknya sejumlah kosa kata bahasa lain ke dalam bahasa Arab.
2.      Penyusunan-penyusunan kamus arab mengambil kosa kata dari dielak kuraisy dan dari dialek suku-suku lain.
3.      Adanya penulisan berbagai kosa kata yang jarang digunakan dalam kamus arab.
4.      Kebanyakan kata yang disebut dalam kamus-kamus yang dikatakan mempunyai arti yang hampir sama (bersinonim) pada hakikatnya hanya digunakan dalam pengertian metaforis.
5.      Banyak nama benda yang menggunakan kata-kata sifat.

Bahasa arab banyak menyerab unsur-unsur dari dari bahas-bahasa lain yang biasa disebut dengan istilah ad-dakhil. Penyerapanini terjadi karena adanya pergaulan dan hubungan antara orang-orang arab dan bangsa-bangsa non-arab dalam berbagai kegiatan. Di antaranya adalah dengan orang-orang Armenia, Ethiopia, Persia, Suryani, Yunani, Turki, Kibti, dan Barbar.

C.    PENUTUP
Kesimpulan
Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua, pertama : Kosakata yang dapat mengalami perubahan (musytaq) yakni kata yang diambil dari kata yang lain antara keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya berubah seperti kata مرسم , مكتوب , حاكم   yang berasal dari رسم, كتب , حكم  dan sebagainya. Kedua : kosakata yang tidak berubah (jâmid) yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata شمش , جاموس , شجر  dan sejenisnya.

Dan Karakter Umum Bahasa Arab,  yaitu:

1. Bahasa Arab sangat kaya dengan mufradat (kosakata) dan mutaradifat (sinonim). 
2. Kata dalam bahasa Arab secara garis besar dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu: fi’il  (verba), isim (nomina), dan hurf jar (preposisi).
3. Dalam bahasa Arab dikenal adanya perbedaan gendermudzakar (maskulin) dan mu'annats (feminin); serta pembedaan jumlah mufrod (tunggal), mutsanna (dual), dan jama' (jamak).
4. Dalam kelompok kata bahasa Arab,  fi’il (verba) dan isim (nomina), terdapat awzan (pola-pola) dan isytiqaq (turunan akar).
5. Bahasa Arab memiliki sistem i’rab, yaitu perubahan bunyi atau bentuk akhir suatu kata tergantung kepada fungsinya dalam kalimat.
6.  Tidak seperti kebanyakan bahasa lain di dunia, bahasa Arab memiliki qawa’id  (kaidah/undang undang) yang teratur tanpa banyak pengecualian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar